Panduan Traveling Murah untuk Backpacker

Daftar Isi

Backpacker Traveller
Dulu, saya pikir traveling itu hanya untuk mereka yang punya banyak uang. Saya ingat saat pertama kali melihat postingan media sosial teman-teman yang pamer liburan ke luar negeri. Sementara saya hanya bisa duduk di kamar, menatap tabungan yang nggak seberapa. Tapi, setelah pengalaman bertahun-tahun (dan banyak kesalahan), saya akhirnya menyadari bahwa traveling murah itu mungkin, bahkan untuk kita yang budget-nya pas-pasan.

Traveling sebagai backpacker adalah tentang mencari pengalaman, bukan kemewahan. Dan itu yang membuatnya begitu seru! Dari menginap di hostel ramai dengan orang dari seluruh dunia, hingga makan di warung lokal yang mungkin nggak ada ulasannya di Google, backpacking mengajarkan saya banyak hal tentang hidup, orang-orang, dan tentu saja cara mengelola uang dengan cerdas. Jadi, kalau kamu berpikir bahwa traveling itu mahal, artikel ini mungkin akan mengubah cara pandangmu.

1. Mulai dengan Perencanaan yang Fleksibel

Salah satu pelajaran pertama yang saya pelajari adalah fleksibilitas adalah kunci. Kalau kamu ingin traveling murah, kamu harus siap untuk bermain-main dengan jadwal dan destinasi. Pernah suatu waktu, saya berniat ke Jepang, tapi tiketnya mahal banget. Lalu, saya coba cari tiket ke negara-negara lain di Asia Tenggara, dan akhirnya saya dapat tiket super murah ke Vietnam. Apa yang saya pelajari? Jangan terlalu terpaku pada satu destinasi. Biarkan promosi menentukan ke mana kamu akan pergi.

  • Gunakan alat pencari tiket murah seperti Skyscanner atau Google Flights. Pilih opsi “Destinasi Mana Saja” untuk menemukan harga termurah.
  • Hindari musim liburan atau puncak wisata. Traveling di low season nggak cuma lebih murah, tapi juga lebih santai.
  • Selalu bandingkan harga dari berbagai maskapai dan platform.

Oh ya, saya juga belajar bahwa memesan tiket di waktu tertentu, seperti dini hari, kadang bisa lebih murah. Apakah ini selalu benar? Tidak, tapi tidak ada salahnya mencoba.

2. Pilih Akomodasi Backpacker-Friendly

Ketika pertama kali backpacking, saya hampir menghabiskan setengah budget hanya untuk akomodasi. Itu karena saya memilih hotel "murah" yang ternyata tidak terlalu murah kalau dihitung-hitung. Setelah beberapa kali perjalanan, saya menemukan bahwa hostel adalah solusi terbaik untuk backpacker. Selain harganya lebih masuk akal, kamu juga bisa bertemu banyak traveler lain.

  • Hostel: Banyak hostel menyediakan tempat tidur dormitory dengan harga murah. Plus, kamu bisa berbagi tips dengan backpacker lain.
  • Couchsurfing: Gratis, tapi membutuhkan sedikit usaha untuk mencari host yang cocok. Ini juga kesempatan bagus untuk berinteraksi dengan warga lokal.
  • Airbnb: Kadang, jika kamu bepergian berdua atau lebih, menyewa apartemen kecil di Airbnb bisa lebih hemat dibanding hostel.

Oh, dan kalau kamu traveling ke daerah pedesaan, coba cari homestay. Kamu nggak hanya dapat pengalaman tinggal dengan warga lokal, tapi biasanya makanannya juga enak banget.

3. Transportasi Murah Adalah Sahabatmu

Jujur, saya pernah salah langkah di bagian ini. Dalam perjalanan pertama saya ke Bangkok, saya terlalu sering naik taksi karena merasa capek. Akhirnya, saya kaget saat menghitung pengeluaran transportasi—biaya kecil itu ternyata menumpuk jadi besar!

Sekarang, saya lebih bijak soal transportasi. Kalau bisa jalan kaki atau naik transportasi umum, itu yang akan saya pilih. Bahkan, jalan kaki sebenarnya salah satu cara terbaik untuk menikmati sebuah kota. Kamu bisa menemukan tempat-tempat tersembunyi yang nggak ada di panduan wisata.

  • Gunakan aplikasi transportasi lokal seperti Grab atau Gojek untuk membandingkan harga.
  • Di banyak kota, kartu transportasi umum seperti Octopus di Hong Kong atau Suica di Jepang bisa menghemat banyak.
  • Untuk perjalanan antar kota, cek bus malam atau kereta. Kamu bisa hemat biaya akomodasi juga!

4. Makan Seperti Orang Lokal

Kalau ada satu hal yang saya syukuri selama traveling, itu adalah makanan lokal yang murah dan enak! Saya pernah membayar Rp10.000 untuk sepiring nasi goreng di Bali yang rasanya lebih enak daripada restoran mahal. Intinya, hindari restoran "turis" yang sering overprice.

Saya juga belajar satu trik: cari tempat makan yang ramai dengan penduduk lokal. Kalau mereka suka, kemungkinan besar makanannya otentik dan harganya bersahabat.

  • Street food: Murah dan seringkali lebih autentik dibanding restoran.
  • Warung atau kantin lokal: Di sini kamu bisa makan kenyang dengan harga setara kopi di kafe.
  • Supermarket: Kalau budget benar-benar ketat, belilah bahan makanan sederhana dan masak sendiri (jika memungkinkan).

5. Maksimalkan Aktivitas Gratis

Percaya atau nggak, beberapa pengalaman terbaik saya saat traveling justru gratis. Dari trekking ke air terjun di daerah pegunungan hingga mengunjungi museum dengan tiket gratis di hari tertentu, kamu nggak perlu menghabiskan banyak uang untuk bersenang-senang.

  • Jalan-jalan di taman kota atau area bersejarah.
  • Bergabung dengan tur jalan kaki gratis yang sering diadakan oleh komunitas lokal.
  • Menikmati pemandangan alam, seperti pantai atau gunung.

Kesimpulan: Traveling Murah Itu Tentang Kreativitas

Traveling murah bukan berarti kamu mengorbankan kenyamanan atau pengalaman. Sebaliknya, ini adalah tentang bagaimana kamu bisa lebih kreatif dalam mengelola uang dan tetap menikmati perjalanan. Percayalah, ada rasa kepuasan tersendiri saat kamu berhasil melihat dunia tanpa menguras tabungan.

Jadi, untuk semua backpacker pemula di luar sana, jangan takut untuk mencoba. Buat daftar anggaran, jadilah fleksibel, dan jangan ragu untuk keluar dari zona nyaman. Dunia ini terlalu luas untuk tidak dijelajahi. Dan siapa tahu, mungkin di perjalananmu berikutnya, kamu akan menemukan trik baru yang bisa kamu bagikan ke orang lain. Selamat menjelajah!